Tak Mampu Beli Buku, Siswi SD Dipukul Guru


Ilustrasi (foto:Ist)

TANGERANG- Kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Kali ini yang menjadi pelakunya bukan siswa. Tapi justru dilakukan seorang guru.

Sikap guru yang tidak patut dicontoh ini, dilakukan Eti, guru SDN Larangan 2 Kota Tangerang, Banten. Eti tega memukul Khalifah Warohmah, muridnya yang masih duduk di bangku kelas 2.

Khalifah dipukul pada wajahnya dengan menggunakan buku hingga mengalami pendarahan pada hidungnya. Lebih buruk, pukulan itu menyebabkan sang murid trauma dan takut kembali sekolah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemukulan terjadi hanya karena Khalifah belum memiliki buku paket Budi Pekerti. Guru yang mengajar bukan memberi penjelasan, malah menghakiminya.

Sungguh perbuatan guru itu, sangat tidak mencerminkan sikap budi pekerti seperti yang termaksud dalam buku paket yang diajarkannya kepada para murid.

Khalifah merupakan anak pasangan Tugiman dan Iin Kardinah. Keluarga ini tinggal di rumah petak di Kampung Kedaung, Kelurahan Larangan Indah, Kecamatan Larangan.

"Pemukulan itu terjadi Sabtu (29/10) lalu, saat sedang pelajaran Budi Pekerti," ujar Iin, Rabu (2/11/2011).

Sejak saat itu, Iin mengaku khawatir dan sedih melihat anaknya yang suka tampak murung di kamarnya. Bahkan, saat dibujuk untuk sekolah, Khalifah tampak menolak.

Ada rasa takut dan trauma mendapat perlakuan kasar dari guru di sekolah. Menjadi sebab Khalifah tidak mau sekolah lagi. Namun, sang Ibu tetap membujuknya untuk tetap ke sekolah.

"Saya kasihan melihat dia terus murung. Padahal sudah saya bujuk, tapi anaknya tidak mau," terang Iin coba meyakinkan.

Kepada wartawan, Iin sempat menyampaikan keluh kesahnya. Dia mengaku, bukan tidak ingin membelikan buku paket kepada anaknya. "Saya belum punya uang mas. Saya mau beli, tapi nanti. Sudah saya bilang sama anaknya, tapi dia tetap merasa minder," terangnya.

Sementara itu, pihak sekolah hingga kini masih belum bisa dimintai keterangan. Saat didatangi wartawan, pihak sekolah lebih menunjukan sikap tidak bersahabat dengan menolak memberikan kejelasan.

0 comments:

Posting Komentar