Hendricus Kaget Ditempatkan di Istana Khadafi


Hendricus Yulianto (Foto: Rus Akbar/ Okezone)

Kisah Mantan Koki Pribadi Khadafi (2)

PADANG - Tak disangka bahwa Hendricus Yulianto (42) bekerja di dapur anak kelima mantan Presiden Libya Muammar Khadafi, Hanibal Khadafi di Tripoli selama sekitar 1,5 tahun. Kini ia kembali ke Indonesia dan bekerja Hotel Mercure Padang di Jalan Purus IV, sebagai Executive Chef.

Saat okezone bertandang ke hotel tempat bekerja Hendricus, dia bercerita tentang kisahnya sampai di Libya.

Tahun 1993, pria kelahiran Kediri 20 Juli 1969 lalu, sudah mulai menggeluti pekerjaan di dunia perhotelan, sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang perhotelan jurusan memasak.

Awalnya bekerja di hotel yang ada di Surabaya dan kemudian pindah kerja ke Jakarta dan terakhir bekerja di hotel itu saat dipindahkan ke Papua pada tahun 1998.

“Saat itu merupakan tahun krisis moneter, di mana seluruh harga barang naik dan timbul kerusuhan, ditambah lagi saat itu keuangan sudah menipis. Akhirnya pada akhir tahun 1998 saya lari, dan tahun 1999 saya bekerja di kapal pesiar Carnival Cruise Lines milik orang Amerika. Saat itu saya juga jadi koki di kapal tersebut,” ujarnya pada okezone di Hotel Mercure ruang khusus kepala koki di Padang, baru-baru ini.

Setelah berlayar dan melalang buana mulai dari Bahama sampai Caribian selama tiga tahun, akhirnya ayah empat orang anak ini memutuskan untuk berhenti pada tahun 2003 dan tinggal di Miami. Di sini dia juga bekerja di rumah makan Jepang dan rumah makan lainnya.

“Baru awal 2009 saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia,” tuturnya.


Saat itu dia seorang pengangguran di Kediri, namun pada April di tahun itu dia membaca suratkabar sebuah iklan tentang penerimaan kerja, beberapa syarat harus bisa berbahasa Inggris dan punya pengalaman kerja sebagai koki khusus untuk memasak menu asing.

“Siang itu saya langsung telepon orang yang mengiklankan pekerjaan itu. Mereka langsung berbahasa Inggris. Setelah mengobrol dengan orang asing itu, akhirnya malam itu juga saya disuruh berangkat. Di hari itu juga ke Jakarta,” katanya.

Sesampainya di Jakarta, dia datang ke tempat penerimaan pekerjaan tersebut. Dia baru mengetahui ternyata orang yang menelponnya itu adalah orang dari keturunan Arab, namun mereka tidak memberitahu dimana ia akan diberangkatkan.

“Setelah naik pesawat dia baru mengetahui ada enam orang pemuda yang memakai baju kemeja dilengkapi dengan jas mengawal saya. Saya sudah mulai cemas dengan keenam laki-laki, bahkan salah satu di antaranya sempat bertanya pada saya. 'Apakah saudara bernama Hendri?" Namun teman lain lalu berbisik kepadanya dengan bahasa Arab yang mungkin artinya kamu jangan bertanya pada dia,” ungkapnya.

Saat sampai di bandara, baru ia sadar ternyata pekerjaannya ini di Negara Libya. Saat itu dia belum tau di mana lokasinya bekerja. Begitu sampai, dia sangat terkesima ternyata dia bekerja di sebuah istana yang megah di Tripoli.

“Saat saya masuk ke dalamnya istana tersebut semua barang kami mulai dari handphone, paspor sambai tetek bengek lainnya dilucuti oleh para pengawal Istana,” katanya.

Hendri pun malah semakin panik, karena saat masuk ke Istana tersebut itu melewati pintu besi yang tebal. Sementara pada sisi kanan dan kiri pintu besi, diawasi oleh para pengawal yang memakai senjata laras panjang.

Belakangan Hendricus mengetahui bahwa dirinya diposisikan sebagai koki pribadi bagi putra kelima Kadhafi, Hannibal, serta istrinya yang seorang model, Aline Skaff.

“Saya sangat stress melihat kondisi ini, dicampur panik karena ternyata setelah saya masuk ruang dapur hanya saya sendiri yang bekerja di dapur tersebut dibawa pengawalan yang ketat. Memiliki HP tidak boleh ngobrol pun tidak boleh. Semuanya serba dikawal oleh penjaga Istana yang dilengkapi senjata,” ujarnya.

Selama dia menjadi orang dalam Istana, Hannibal dan istrinya menggemari menu masakan Prancis. "Sekali-kali saya juga melayani Kadhafi. Dia lebih menyukai menu Arabic food, berbeda dari anak-anaknya yang gemar masakan Barat, terutama France food (makanan Prancis),” jelasnya.

Jam kerja Hendri pun bisa dikatakan nonsetop. Dalam satu bulan, dua minggu dia bekerja, sementara dua minggu sisanya libur. Selama dia libur, ada koki asal Italia yang menggantikannya di dapur.

“Saya bekerja rutin selama dua minggu kemudian digantikan koki dari Italia. Selama dua minggu itu pula saya libur,” ulasnya.

0 comments:

Posting Komentar