Kisah Tragis Pemimpin Dunia (3) Anwar Sadat


Anwar Sadat

JAKARTA - Mohammad Anwar Al Sadat, seorang jendral besar dan juga merupakan Presiden Mesir yang ke tiga. Sadat dianggap sebagai figur yang cukup berpengaruh oleh Barat namun nasibnya berakhir tragis, yakni dibunuh dalam sebuah pawai.

Dilahirkan di Mit Abu Al Kum, Mesir, mantan penguasa Mesir ini adalah seorang keturunan Sudan. Keluarga Sadat juga tergolong miskin, namun hal ini tidak menghalanginya untuk mendapatkan pendidikan di sekolah militer.

Sadat pun akhirnya lulus dari akademi militer Mesir yang terdapat di Kota Kairo pada 1938 silam dan bergabung dalam Gerakan Perwira yang bertekad untuk membebaskan Mesir dari kolonialisme Inggris.

Menjabat sebagai wakil dari Presiden Gamal Abdul Naseer pada 1964 silam, dirinya pun langsung dilantik sebagai Presiden Mesir setelah Nasser wafat pada 1970. Sadat menjadi seorang penguasa Mesir yang bertahan hingga 11 tahun.

Bersama Presiden Suriah Hafez al Assad, Sadat memimpin perang melawan Israel (Perang Yom Kippur) untuk mengambil alih Gurun Sinai yang sudah direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari.

Meski demikian, pertempuran sengit ini pun berakhir dan Sadat pun menandatangani perjanjian damai dengan Israel.

Sebuah perjanjian damai antara salah satu negara Arab dengan Israel merupakan hal yang amat dikecam oleh dunia Arab. Perdamaian dengan negeri Zionis juga dianggap sebagai pengkhianat bagi masyarakat Arab. Dengan menandatangani perjanjian tersebut, Sadat sama halnya dengan menandatangai sebuah kontrak kematiannya sendiri.

Pada 6 Oktober 1981, parade militer digelar di Kota Kairo dalam rangka memperingati perang Yom Kipur pada tahun 1973. Dengan menggunakan seragam berwarna biru dan medalinya yang berwarna emas, Sadat duduk di barinsan pertama bersama Perdana Menteri Husni Mubarak.

Setelah peringatan itu selesai, pesawat jet pun terbang dan mengeluarkan asap warna warni di langit. Saat itulah muncul truk yang membawa senapan mesin berhenti di depan sang presiden, seorang personil militer Mesir Letnan Khaled Ahmed Islambouli muncul dan menghampiri Sadat.

Letnan Khaled justru melemparkan granat ke arah Sadat,dan beberapa pasukan pun tampak menembak ke arah tamu-tamu dan juga Sadat. Khaled pun kabur namun berhasil dibunuh oleh pengawal Sadat.

Jasad Sadat pun tampak berlubang akibat tembakan yang dilancarkan oleh pasukannya sendiri. Presiden Mesir itu akhirnya tewas di rumah sakit. Demikian seperti diberitakan BBC, Selasa (25/10/2011).

Menurut kabar, pembunuhan Sadat direncanakan oleh sekelompok militan yang menolak paham sekuler ala militer Mesir dan anti-Barat. Saat Gamal Abdul Nasser naik ke tampuk kekuasaan, pemerintahan sekuler Mesir pun dibentuk, dan para militan dibasmi oleh Nasser.

Pada 1981, Sadat memerintahkan agar 1.500 militan itu ditangkap, dan penangkapan ini semakin menyulut amarah para militan, ditambah lagi dengan adanya penandatanganan perjanjian damai antara Mesir dan Israel itu.

0 comments:

Posting Komentar