Kisah Tragis Pemimpin Dunia (2) Moammar Khadafi


Moammar Khadafi yang tewas di tangan rakyatnya  (Foto: Reuters)

JAKARTA - Sosok Moammar Khadafi, seorang yang menguasai Libya selama 42 tahun menemui ajalnya di kota kelahirannya sendiri lewat sebuah amukan massa dan juga penembakan pekan lalu. Kematian Khadafi juga membuat pergolakan politik di dunia Arab semakin bergejolak.

Mantan penguasa Libya ini lahir di Kota Sirte pada 7 Juni 1942 dan menguasai pemerintahan Libya setelah menggulingkan kekuasaan monarki di Libya yang dipimpin oleh Raja Idris.

Setelah naik ke tampuk kekuasaan, dirinya langsung menggunakan filsafat politik berbasis pan-Afrika, pan-Arab dan anti-imperialisme yang dicampur dengan beberapa unsur Islam.

Khadafi bahkan membuat sebuah sistem politik bernama "Jamahiriyah" yang berarti pengelolaan kemasyarakatan. Sistem tersebur diartikan, pemerintahan Libya secara totalitas dipegang oleh rakyat Libya.

Pemimpin yang selalu menentang Barat ini juga sering kali dituding melancarkan aksi teror dengan mendanai serta mempersenjatai beberapa kelompok pemberontak di wilayah Afrika. Selain itu, ada pula beberapa insiden pengeboman yang diduga melibatkan Khadafi. Dirinya juga dianggap melakukan tekanan terhadap para oposisinya sendiri.

Pada Februari 2011, di mana Mesir telah menggulingkan rezim militeristik Husni Mubarak yang sudah bertahan lama, muncul gelombang demonstrasi di Libya yang menentang Khadafi. Gelombang demonstrasi itu bahkan menjelma menjadi perang saudara. Para penentang Khadafi pun dibantu oleh North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan juga negara Barat lainnya.

Oposisi Libya yang mengobarkan perang terhadap Khadafi akhirnya berhasil mengalahkan penguasa Libya tersebut dan membunuhnya dengan sadis.

Stasiun televisi Aljazeera memberitakan, Khadafi ditemukan oleh para pasukan revolusi Libya di kampung halamannya sendiri. Khadafi pun dihakimi, dipukuli, dan diinjak-injak oleh para penentangnya. Setelah itu, seseorang pun melepaskan tembakan ke perut dan kepala Khadafi dan menewaskannya.

Khadafi memegang teguh sumpahnya yang mengatakan, dirinya takkan meninggalkan tanah leluhurnya dan tidak akan lari dari Libya. Saat masih hidup, Khadafi pun selalu melancarkan propaganda agar para pendukungnya tetap berjuang sampai mati menghabisi para penentang Khadafi.

Hingga saat ini, Khadafi pun belum dikuburkan dan masih ditempatkan di sebuah ruangan pendingin di pertokoan di Kota Misrata.

Dewan Transisi Nasional (NTC) yang saat ini berkuasa di Libya juga menyatakan penyesalannya atas kematian Khadafi. Mereka menilai, Khadafi seharusnya hidup karena dirinya akan segera diadili.

0 comments:

Posting Komentar