Bila si Kecil Enggak Nyambung Diajak Bicara


(Foto: gettyimages)

ANAKKU Mecha (8 tahun), seperti berbeda dengan teman sebayanya. Kalau ditanya kadang diam saja, kadang juga suka nggak nyambung. Benarkah daya tangkap anakku rendah?

Memiliki anak seperti Mecha, tentu membuat Moms khawatir dan juga bertanya-tanya. Apakah ada yang ‘salah’ dengan si kecil? Yuk Moms kenali anak yang daya tangkapnya rendah dan bagaimana mengatasinya.

Vera Itabiliana K. Hadiwidjojo, Psi. Psikolog Anak & Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, akan menjelaskannya untuk Moms!

Bukan Berarti Malas

Ibaratnya sebuah komputer, si kecil mungkin saja ‘LOLA’ (loading lama), namun bukan berarti dia malas. Karena pada prinsipnya, anak yang memiliki daya tangkap rendah berbeda dengan anak malas.

Mengapa? Karena anak malas, biasanya masih dapat meraih prestasi yang baik untuk bidang-bidang yang dia sukai. Dan dapat kembali termotivasi bila diberi insentif – dijanjikan sesuatu. Anak yang malas juga tidak konsisten dalam kekurangan daya tangkapnya. Jika sedang tidak malas, dia baik-baik saja.

Sedangkan anak dengan daya tangkap kurang, dia mengalami kesulitan memahami pada semua bidang. Pemahamannya bisa saja terbatas untuk hal-hal yang sederhana.

Cara Mengenali

1. Rendahnya kemampuan mengingat. Anak dengan daya tangkap rendah biasanya mengalami kesulitan untuk mempertahankan apa yang dilihat dan didengarnya dalam waktu yang cukup lama. Ingatan jangka panjangnya rendah.

Yang kerap bertahan hanyalah ingatan jangka pendeknya, itu pun sering terlupakan ketika ditanyakan kembali pada lain hari. Sehingga pengetahuan yang mereka miliki umumnya terbatas.

2. Hal yang tampak adalah anak tidak mampu “membaca” situasi sosial, tidak memahami bahasa tubuh maupun humor. Umumnya mereka juga kesulitan dengan konsep waktu, seperti membedakan arti kemarin, tadi, besok, sebelum atau sesudah maupun konsep “cepat”.

3. Kurangnya hubungan spasial (berkenaan dengan ruang dan tempat) dan kesadaran tubuh. Gerakan anak tampak canggung, mudah terantuk dan jatuh, sukar memahami konsep kiri-kanan, atas-bawah, pertama-terakhir, depan-belakang.

Mereka juga sering tersesat dan kebingungan dalam lingkungan yang justru mereka kenal seperti rumah atau sekolah. Sangat ceroboh sehingga sering kehilangan barang seperti pensil, buku, dll. Serta sangat berantakan dan tidak tertata rapi merupakan ciri lain yang bisa diamati.

Banyak Sebab

Ada berbagai faktor yang melatarbelakangi anak dengan daya tangkap kurang, diantaranya:

1. Fungsi otak yang tidak normal. Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami masalah pada saraf otaknya.

2. Kekurangan gizi. Bila pada awal pertumbuhan seorang anak mengalami kekurangan gizi, keadaan itu akan memengaruhi perkembangan saraf utamanya, dan tentunya membawa dampak yang kurang baik dalam proses belajar.

3. Faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan, gangguan nalar, dan emosi, ketiganya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu dapat mengakibatkan kesulitan belajar. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan ialah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu perkembangan mental anak, misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.

Gangguan tersebut mungkin berupa tekanan keluarga, dan kesalahan dalam menangani anak. Meskipun faktor ini dapat memengaruhi, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya hambatan. Yang pasti, faktor tersebut bisa mengganggu ingatan dan daya konsentrasinya.

4. Anak yang mengalami gangguan konsentrasi atau anak yang memang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Yang terakhir ini sering disebut dengan istilah slow learner atau anak lambat belajar, yaitu anak-anak dengan kisaran IQ 80-89 menurut skala Wechsler.

5. Di samping itu anak yang kurang tidur, jadwal aktivitas terlalu padat (anak terlalu lelah). (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)

0 comments:

Posting Komentar